Beranda | Artikel
Bacaan Rukuk Subhana Dzil Jabaruti wal Malakuti
22 jam lalu

Bacaan Rukuk “Subhana Dzil Jabaruti wal Malakuti” ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 29 Rabiul Awwal 1447 H / 22 September 2025 M.

Kajian Tentang Bacaan Rukuk “Subhana Dzil Jabaruti wal Malakuti”

Kali ini memasuki serial nomor 240, melanjutkan tema bacaan rukuk bagian kelima. Di antara bacaan rukuk yang biasa diucapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selain yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya adalah:

سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Mahasuci Dzat Yang memiliki keperkasaan, kerajaan, keagungan, dan kebesaran.”

Bacaan rukuk ini meskipun masih asing bagi sebagian orang, ternyata sering dibaca oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahkan beliau mengulanginya berkali-kali. Landasan bacaan ini adalah hadits dari sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Auf bin Malik al-Asyja‘i Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:

“Aku pernah shalat malam bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau berdiri membaca surah Al-Baqarah. Tidaklah beliau melewati ayat rahmat melainkan beliau berhenti dan berdoa, dan tidaklah beliau melewati ayat azab melainkan beliau berhenti dan berlindung kepada Allah. Kemudian beliau rukuk dengan lama hampir sama dengan lamanya berdiri, dan dalam rukuknya beliau membaca: ‘Subhana dzil jabaruti wal malakuti wal kibriya’i wal azhamah.‘” (HR. Abu Dawud, Ahmad)

Auf bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri dalam shalat tahajud dengan membaca surah Al-Baqarah secara penuh, bukan hanya beberapa ayat. Surah Al-Baqarah mencakup dua juz setengah, yang jika dibaca dengan tartil memerlukan waktu cukup lama. Hal ini menunjukkan betapa panjang dan khusyuknya shalat malam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Rukuk yang begitu lama menimbulkan pertanyaan tentang apa yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat rukuk. Jawabannya adalah bacaan:

سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Mahasuci Dzat Yang memiliki keperkasaan, kerajaan, keagungan, dan kebesaran.” (HR. Abu Dawud, dinilai shahih oleh Imam An-Nawawi)

Beliau membacanya berulang-ulang. Walaupun hanya satu kali bacaan membutuhkan waktu beberapa detik, namun bacaan itu diulang terus sepanjang rukuknya yang panjang. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak merasa bosan, karena beliau menikmatinya.

Sebagaimana manusia ketika menikmati sesuatu tidak merasa bosan. Sebagian orang menikmati sinetron atau sepak bola, dan tidak merasa bosan menontonnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikmati shalat, sehingga bacaan rukuk yang panjang itu menjadi kenikmatan bagi beliau.

Kita juga bisa berlatih untuk membiasakan diri. Bacalah doa ini tidak hanya sekali, tetapi misalnya sepuluh kali di luar shalat wajib. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjadi imam shalat wajib, bacaan beliau normal, tidak terlalu panjang. Namun ketika shalat tahajud, rukuk beliau bisa sepanjang itu.

Renungan Kandungan

Mari kita renungkan kandungan bacaan rukuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini.

Kata سُبْحَانَ berarti “Maha Suci”. Artinya, Allah tidak memiliki kekurangan sedikit pun. Allah Mahasempurna, berbeda dengan manusia. Seideal apa pun manusia, tetap saja memiliki kekurangan.

Kata الْجَبَرُوتِ bermakna keperkasaan. Keperkasaan Allah tidak ada tandingannya. Siapa pun yang membutuhkan pertolongan hendaknya memohon pertolongan kepada Allah. Ketika hati manusia merasa sedih, terpuruk, tidak tenang, galau, atau terpukul—baik ia tahu sebabnya maupun tidak—hanya Allah yang mampu memperbaikinya.

Misalnya, seseorang merasa terpuruk karena pasangan yang selama ini setia ternyata mengkhianati. Hati yang hancur dan terpuruk itu tidak bisa diperbaiki kecuali oleh Allah Yang Mahaperkasa. Dialah Al-Jabbar, yang akan menolong hamba-Nya ketika membutuhkan pertolongan, menguatkan yang lemah, dan membuat semua makhluk tunduk pada kekuasaan-Nya.

Yang kedua adalah الْمَلَكُوتِ. Malakut artinya kerajaan. Allah memiliki kerajaan alam semesta ini, baik kerajaan langit maupun bumi. Semua yang ada di alam semesta berada di bawah kendali Allah; matahari, bulan, bintang, bumi, tumbuhan, hewan, manusia, hingga jin.

Semua makhluk ini berada dalam kekuasaan Allah. Karena itu, ketika merasa takut akan diganggu jin, perampok, atau copet, maka harus diyakini bahwa semua makhluk itu berada di bawah kendali Allah.

Karena itu, agar selamat dari berbagai gangguan dan hal-hal buruk, seseorang harus yakin bahwa Allah ‘Azza wa Jalla adalah pengendali alam semesta. Allah-lah yang memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki, dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki.

Di dunia ini tidak ada kekuasaan yang abadi. Semua terbatas oleh waktu dan tempat. Kekuasaan seorang presiden misalnya, hanya berlaku selama satu atau dua periode. Kalaupun ada yang disebut presiden seumur hidup, tetap saja kekuasaannya terbatas oleh ajal. Begitu meninggal, ia bukan lagi presiden.

Adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala, kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh waktu maupun tempat.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55615-bacaan-rukuk-subhana-dzil-jabaruti-wal-malakuti/